Kamis, 23 Maret 2017

About myself



Halo, teman-teman! Yang belum mengenalku. Yuk, mari perkenalan denganku. Namaku Nadia Komenisie Saktia Mahardhika, akrab disapa Nadia. Terlalu panjang ya.. Nama Nadia diambil sewaktu mama saya mengandung saya menonton acara TV olimpiade olahraga sang juara senam indah dari Rumania yang bernama Nadia Elenna Comanneci (Pesenam legenda dari Rumania). Singkatnya mama saya ingin memutuskan nama Nadia juga pada anaknya nanti. Saya dilahirkan pada tanggal 06 Februari 1999 di Yogyakarta. Saya anak kedua dari tiga bersaudara. Saya mempunyai kakak perempuan yang bernama Mbak Nia, nama lengkap kakak saya Sonia Yuke Mahardhika dan adik laki-laki yang bernama Dek Lingga, nama lengkap Lingga Sanjaya Putra Mahardhika. Mbak Nia adalah tertuaku. Dia lebih tua 8 tahun dari aku. Dia sekarang kuliah Sdi China, karena dapat beasiswa. Dari Sdia kuliah di UGM (Universitas Gadjah Mada). Dia kuliah di China selama 4 tahun. Dia sering dibilang “Si Tomboy”. Dia memang tomboy, karena sejak masih duduk di bangku SMA dia sering potong rambut seperti cowok dan sering memakai baju seperti cowok, tapi kalau yang sedang di sekolah dia memakai jilbab. Sampai kuliah Smasih bergaya tomboy. Dan setelah lulus S1, dia sadar dirinya sendiri dan ingin mencoba belajar menjadi orang yang feminim karena dinasehati mama. Sedangkan Dek Lingga, adikku laki-laki adalah lebih muda 1 tahun dari aku. Dia orang yang paling pintar matematika. Biasanya hari libur atau hari minggu dia selalu rajin belajar matematika di rumah. Karena dia memang sangat suka mata pelajaran matematika sejak masih duduk di bangku SMP. Sekarang dia bersekolah di SMA N 7 Yogyakarta, dia baru kelas 1 SMA.  Ia anak jurusan MIPA (Matematika & IPA). Sekolah di SMA N 7 itu dulu kakakku pernah sekolah di situ dan jurusan juga sama. Kami dilahirkan dari sepasang orangtua yang paling hebat. Ayahku bernama Drs. Hardhi Triyono dan mama Titin Waluyojati.SPd. Pekerjaan Ayahku sebagai Kabag Pemerintahan di Kulon Progo dan mamaku sebagai Guru TK sekaligus Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak di Yogyakarta. Tetapi dulu ayahku pernah bekerja sebagai dosen Pariwisata di Jogyakarta. Namun, sekarang ayahku bekerja sebagai Kabag Pemerintahan karena mandat dari kakek sebelum meninggal ayahku harus jadi Pamong Desa.

            Nah, kalian belum tahu kan? Saya memiliki keterbatasan pendengaran atau disebut dengan Tunarungu atau tidak dapat mendengar. Aku menderita tuna rungu sejak lahir. Alhamdulillah, ya Tuhan kau masih beri aku fisik yang normal dan wajah yang sempurna. Tetapi aku menderita tuna rungu sejak lahir karena mamaku kena musibah aku masih di dalam kandungan ketika itu usia baru 5 bulan lebih. Dalam keadaan tidur lelap pada malam hari/tengah malam jam 02.30 tiba-tiba seekor ular berbisa telah mematuk lengan mamaku. Entah dari mana itu datangnya dan kapan datangnya ular itu yang jelas pada malam itu telah ada di sekitar tempat tidur yang dipakai mamaku. Kemudian mama terbangun dari tidur karena merasakan sengatan yang luar biasa panasnya. Mama terbangun dan melihat seekor ular sudah turun dari tempat tidur. Singkat cerita karena gigitan ular yang berbisa itu, maka mama saya koma 31 hari, kemudian dokter berpendapat bahwa bayi dalam kandungan seorang ibu yang sedang koma sudah meninggal. Tetapi nyatanya Tuhan berkehendak lain. Seorang dokter Specialis Kandungan memantau perut mamaku semalam suntuk, walaupun sebelumnya dokter telah memutuskan untuk mengeluarkan bayi itu dengan berbagai macam cara untuk memacu supaya bayi itu bisa keluar namun akhirnya diputuskan pagi jam 11.00 akan dioperasi sesar karena dipacu dengan obat tidak bisa keluar. Dan dokter kandungan yang dari BALI yang belum percaya kalau bayi itu benar-benar sudah tidak bergerak.Dia ingin memantau, akhirnya benar...pada saat adzan Subuh, tangan dokter yang diatas perut mamaku merasakan ada gerakan dari dalam perut ibu...maka gemparlah seluruh dokter jaga, bayinya masih hidup.Dan akhirnya 3 bulan kemudian pada tanggal 06 Februari 1999, aku dilahirkan anak ke-2 dengan normal.

Ketika usiaku 2 tahun orangtuaku telah memeriksakanku ke Rumah Sakit Bethesda untuk TES BERA. Pada saat orangtuaku mengerti keadaan yang sebenarnya setelah membawa hasil dari RS Bethesda. Orangtua sangat prihatin dan bingung, maka sementara orangtua belum bisa menemukan jalan keluar dimana aku harus disekolahkan. Hasil dari tes bera menunjukkan bahwa pendengaranku yang kanan hanya 35% dan yang kiri hanya 10%. Itulah sebabnya aku jadi lambat bicara. Pada tahun 2002 saat aku menginjak usia 3 tahun, orangtua saya menyekolahkan saya di TK Pamardisiwi (sekolah Umum/normal), walaupun aku punya keterbatasan pendengaran. Setelah umur 6 tahun, aku dipindahkan ke Sekolah Luar Biasa atau disingkat dengan SLB (Sekolah khusus lambat  bicara). Aku bersekolah di SLB B Karnna Manohara di Jln. Pandean 2, Gang Wulung, Condong Catur, Depok Sleman, Yogyakarta, alasannya agar aku mendapatkan penanganan sesuai keadaanku. Walaupun sekolahnya sangat jauh dari rumahku. Seingatku, di saat aku sekolah di Karnna Manohara, aku belum mengerti dan belum sadar kalau aku punya keterbatasan pendengaran. Di sekolah Karnna Manohara aku belajar banyak hal, hingga rasa percaya diriku pun mulai tumbuh. Saat istirahat, aku membaca di perpustakan maupun di kelas. Mulailah aku bikin hobi baru, membaca. Aku mulai bisa berkomunikasi dengan orang lain dengan menggunakan bahasa lisan meski ucapanku kurang jelas. Tiap kali mau berkata-kata, sulit banget mengutarakannya. Tanpa sadar, aku mulai memakai bahasa isyarat (gerakan tangan). Tetapi mamaku melarangku kalau aku memakai bahasa isyarat. Mamaku bilang, “Gak semua orang mengerti bahasa isyarat”. Mama maksain aku tetap memakai bahasa lisan. Sulitnya minta ampun, namun aku tetap berusaha.Waktu itu, mamaku sangat telaten mengajari aku berbicara dengan bahasa lisan, mengenalkan kata-kata yang mudah dan bisa kuucapkan, setelah mama tahu hasil pemeriksaan TES BERA di RS Bethesda, saat aku berumur 2 tahun lebih.



            Seiring dengan waktu usiaku semakin bertambah, dan aku mulai sadar dengan kekuranganku dan keterbatasanku. Aku melihat aku berbeda diantara orang-orang di sekitar. Aku mulai merasa kesepian dan terkurung dalam duniaku yang sunyi, tanpa suara. Aku ingin sekali seperti anak-anak yang lain yang bisa menikmati suara merdunya alunan musik, bernyanyi dan menari. Dulu aku gak mengerti , kenapa orangtuaku harus menepuk pundak dan berisyarat dengan gerakan tangan saat memanggilku. Aku baru memahami keterbatasan pendengaran yang kualami ketika menginjak usia 7 tahun. Waktu itu aku dikasih alat bantu dengar oleh dokter. Katanya untuk membantu komunikasi. Di situ aku baru mengerti kalau aku punya keterbatasan pendengaran. Aku faham dengan semua yang kualami tidak seperti kebanyakan teman-teman yang lain (normal).
Waktu di kelas 2 SD
            Pada saat di kelas 2 SD, bu guru wali kelasku, ia yang bernama Bu Wita, dia memindahkan aku ke kelas 3 SD, karena aku terpintar di kelas 2 SD. Teman-teman sekelasku di kelas 2 SD yang aku ingat, yaitu : Lintang (laki-laki), Tata, Alissa, Audrey, Dela, Arya, Tika, Putri, dan Nurul. Mereka tidak mau kalau aku meloncat ke kelas 3 SD, karena mereka kangen aku. Hehe. Yang penting kalau waktu istirahat bisa ngobrol bareng. Aku menjadi siswa baru di kelas 3 SD. Saat di kelas 3 SD, aku merasa malu dan belum terbiasa pada teman-teman di kelas 3 SD. 1 bulan sudah aku terbiasa sama mereka, tetapi mereka selalu menjauhi aku, namun aku tetap sabar. Akhirnya, mereka meminta maaf kepada aku jika mereka punya kesalahan. Aku menerima diminta maaf oleh mereka dan tidak mau membalas dendam. Semua teman-teman sekelasku yang berjumlah 5 orang yaitu : Aku, Danu, Lintang (perempuan), Saifi, dan Agas. Ya, sedikit karena banyak yang pindah ke sekolah lain dari sekolah kami dan biaya SPP mahal.
Saat di kelas 6 SD

Saat duduk di bangku kelas 5 SD, orangtua sebenarnya ingin memindahkan aku ke sekolah SD Umum di SD Negeri Kintelan 1 Yogyakarta, namun aku menolak. Karena aku merasa belum siap untuk masuk sekolah SD Umum, padahal aku yang paling bisa memahami apapun di SLB-B Karnna Manohara. Orangtuaku bilang “Besok tahun depan kamu tetap kelas 6 lagi lho, sama seperti kakak kelas kamu kalau kelas 6 lagi.”, tetapi aku tidak mau mendengarkan apa yang dikatakan oleh orangtuaku. Aku memang merasa santai, padahal aku ngeyel, tapi akhirnya, aku menyesal. Sekolah di Karnna Manohara itu memang setiap kelas 6 SD, kelas 3 SMP dan 3 SMA dalam dua tahun. Pada saat di kelas 6 SD aku sendiri seharusnya mengikuti Ujian Nasional karena aku yang paling bisa memahami apapun di kelas, namun teman-teman yang lain sekelasku yang belum siap mengikuti UN. Jadi tahun depan kami tetap kelas 6 lagi karena mereka memang belum bisa memahami apapun, makanya mereka belum siap untuk mengikuti UN. Guru wali kelasku, ia bernama Pak Wawan dan Kepala Sekolah yang bernama Bu Wati meminta tolong aku untuk aku harus menunggu dengan sabar dan berusaha mengajari sama teman-teman sekelasku untuk belajar agar mereka bisa memahami apapun supaya bisa siap untuk mengikuti UN besok tahun depan. Padahal aku sebenarnya sangat kecewa kalau aku tetap kelas 6 lagi. Satu tahun kemudian, kami sudah siap untuk mengikuti UN. Dan setelah lulus, kami tetap bersekolah di SLB B Karnna Manohara tetapi kami naik kelas 7 atau kelas 1 SMP. Karena satu sekolah di Karnna Manohara ada TK, SD, SMP dan SMA/SMK. Pada saat aku mau naik ke kelas 2 SMP setelah ujian kenaikan kelas, hingga orangtuaku memutuskan aku untuk pindah ke sekolah umum, karena menurut penilaian guru-guru di Karnna Manohara akulah yang paling bisa memahami apapun yang disampaikan oleh guru-guru di sana. Orangtuaku minta persetujuan kepada Kepala Sekolah untuk bisa mencoba pindah ke sekolah umum. Aku bersekolah di Karnna Manohara selama 10 tahun, dari tahun 2005 sampai 2014. Sebenarnya aku merasa berat sekali meninggalkan sekolahku, guru-guru yang sangat baik, dan ramah.
Masa-masa di Karnnamanohara


Waktu pentas angklung

Lomba HUT Indonesia Merdeka


Waktu di Outbond
Imutt bget deh :v
            Orangtuaku akan mendaftarkanku di SMP Negeri 2 Sewon, tetapi awalnya aku ingin mendaftar di SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta namun dilarang mamaku. Walaupun sekolahnya dekat dari rumahku. Ketika pertama kali, aku masuk sekolah SMP umum di SMP N 2 Sewon, aku merasa minder dan belum siap untuk masuk sekolah umum. Tak terasa dimana aku menginjak masa remaja dan mulai mengembangkan kosakata/banyak sekali tantangan yang harus ku hadapi, aku berhasil melewati dengan segala keterbatasanku dengan penuh liku-liku.
            Semasa di bangku SMP aku pun pernah diejek oleh teman-teman di sekolah. Namun aku tetap sabar dan tidak mau membalas dendam. Padahal rasanya ingin marah, aku bertahan. Aku hanya bisa terdiam dan cuek karena pernah diejek mereka di sekolah. Tetapi, aku bisa menunjukkan kelebihanku dengan kesukaanku menggambar. Aku dapat menguasai materi pelajaran dan dapat mengikuti pelajaran sampai aku berhasil naik ke kelas 9 dengan nilai cukup bagus.Pada kelas 9 teman-teman semua sudah baik lagi dan sudah tidak seperti dulu lagi masa kelas 8.Saat di kelas 9, aku harus banyak belajar yang rajin karena aku sudah kelas 9 untuk mengikuti Ujian Nasional.
Study Tour ke Bali 2014

            Setelah lulus SMP dan mendapatkan nilai yang cukup memuaskan. Aku ingin melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Awalnya aku akan mendaftar di SMK Negeri 1 Sewon, namun akhirnya, aku mengundurkan diri dari sekolah SMK tersebut karena terlalu penuh dan banyak peminatnya, apalagi sekolahnya juga sangat jauh dari rumahku. Padahal aku ingin sekali sekolah di SMK Negeri 1 Sewon. Aku akan mencari sekolah lagi yang paling terdekat dari rumahku. Akhirnya, menemukan sekolah di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta di Jl. Pramuka no. 62 Giwangan. Aku merasa paling memilih SMK tersebut karena memang Sekolah Menengah Kejuruan tersebut terfavorit. Aku sangat senang sekolah di sana karena sekolah menengah kejuruan tersebut terkenal bagusnya dalam prestasi. Di sekolah menengah kejuruan di sana aku diajarkan untuk banyak berbicara di depan umum. Walaupun aku masih ada minder namun aku berusaha untuk tetap percaya diri. Sekarang aku senang punya banyak teman yang baik denganku di sekolah. Di kelas, aku sudah terbiasa mengikuti pelajaran karena sejak kelas 2 SMP jadi sudah terbiasa.
Jujur yaaa, aku pernah membuktikan bahwa aku punya prestasi di sekolah :
*Dari TK :
-Juara 3 lomba drumband tahun 2003
-Juara 2 lomba menari tahun 2004
-Juara 3 lomba mewarnai acara kemerdekaan 17 Agustus tahun 2004
*Dari kelas 3 SD, juara 3 lomba menggambar acara kemerdekaan 17 Agustus tahun 2008
*Dari kelas 6 SD, juara 3 lomba melukis tahun 2012
*Dari kelas 6 SD, juara 3 lari marathon 100m tahun 2012
Aku bersyukur bisa ikut lomba yang bisa memacu kepercayaan diriku. Betapa sulitnya hidupku yang harus tuli tapi semua itu dan hikmahnya yang dapat aku petik. J

Pengalaman pertama di kelas 8

Setelah Ujian Kenaikan Kelas (UKK), hingga orangtuaku memutuskan aku untuk pindah ke sekolah umum, karena aku yang paling bisa memahami apapun di SLB B Karnna Manohara. Orangtuaku minta persetujuan kepada Kepala Sekolah untuk bisa mencoba pindah ke sekolah umum.
Dengan susah payah, orangtuaku sudah mencarikanku sekolah SMP umum yang menerima anak inklusi karena aku punya keterbatasan pendengaran. Tidak semua sekolah SMP umum yang bisa menerima anak ABK (Anak Berkebutuhan Khusus). Setelah orangtuaku bertanya kepala sekolah  di SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan, namun mamaku sebenarnya khawatir kalau aku masuk di SMP tersebut karena sekolah di sana memang banyak anak yang nakal. Walaupun sekolahnya dekat dari rumahku. Di sana memang bagus dan juga salah satu alumni anak tuna rungu, ia yang bernama Hastu, itu teman kakak kelasku waktu di SLB B Karnna Manohara. Kemudian orangtuaku mencari sekolah lagi, sehingga menemukan sekolah di SMP N 2 Sewon di Jl. Parangtritis KM. 6 Sewon, Bantul. Ternyata sekolahnya ada banyak anak inklusi, jadi orangtuaku akan mendaftarkanku di SMP tersebut. Di sana sangat luas dan bagus tetapi sekolahnya cukup jauh dari rumahku. Hari pertama masuk sekolah adalah tanggal 06 Agustus 2014, di kelas 8. Hari pertama saya masuk, saya melihat dimana kelas saya. Dan ternyata kelas saya ada di kelas 8H. Saat pertama masuk di SMP, aku merasa senang, terharu dan campur bingung, walaupun aku merasa minder dan belum siap untuk masuk sekolah umum. Aku merasa senang dan terharu karena akhirnya perjuangan aku tak sia-sia, karena aku bisa diterima di sekolah. Aku sempat merasa bingung karena pertama kali aku masuk SMP belum ada satu temanpun yang aku kenal.

Dhela (kiri) dan Erlin (tengah)
            Aku masuk di kelas VIII H. Saat masuk di kelas, aku merasa sangat minder dan melihat teman-temannya pada kaget aku karena aku itu Tunarungu. Dan aku menyadari bahwa aku sangat berbeda dengan teman-teman normal lainnya. Aku di depan teman-teman di kelas bersama guru untuk memperkenalkan. Guru mengatakan dengan teman-teman “Anak-anak, hari ini ibu akan mengenalkan anak baru pada kalian. Mulai hari ini dia akan menjadi teman baru untuk kalian. Dia adalah pindahan dari sekolah yang sangat jauh”. Aku langsung berkenalan dengan teman-teman baru di SMP N 2 Sewon dengan percaya diri meskipun minder, “Hai teman-teman, nama saya Nadia” (dengan nada pelan dan suara patah-patah akupun menyebut namaku). Aku merasa teman-teman tidak begitu bisa langsung faham apa yang aku katakan. Diikuti dengan sebuah tepukan tangan secara serentak. Teman sebangku denganku, ia bernama Marta Cyntia Dhaneswara, akrab disapa Cyntia. Dia sempat bertanya denganku yang menggunakan lisan Nad, kamu pindahan dari sekolah mana?” (berbicara yang lembut). Namun aku menjawab dengan dia bukan menggunakan lisan melainkan dengan secara menulis di kertas karena aku minder kalau aku mengeluarkan suara dari mulut karena aku berpikir kalau suara aku pasti tidak jelas. Setelah menjawab dengan dia, dia ngomong yang menggunakan lisan denganku“Aku senang berkenalan dengan kamu. Nad, kamu nggak usah malu, langsung ngomong aja tidak apa-apa, kamu kan sudah bisa ngomong kok, tadi aku heran banget sama kmu setelah dengerin kamu ngomong dengan jelas saat memperkenalkan diri, jadi nggak usah malu deh nad”. (sambil tersenyum denganku). Cyntia ternyata orangnya baik, ramah dan sangat mau menerima aku punya kekurangan, padahal dia beragama Katholik. Dua bulan sudah aku terbiasa dengan sekolah baruku itu dan sudah banyak pengalaman & kegiatan yang sudah kukerjakan. Satu hal yang membuatku sangat terkesan dengan Cyntia, meski dia beragama Katholik, namun dia sangat periang, baik hati dan selalu membantu aku saat mengikuti pelajaran di kelas. Dan ini membuatku semakin senang berteman dengannya. Hari-hariku selalu bersama, saling curhat, dan lebih herannya lagi Cyntia selalu bisa memecahkan permasalahan yang kuceritakan.
           Ketika di kelas, ini benar-benar aku sulit dalam pelajaran. Dan aku tidak mengerti apa yang guru bicarakan di depan kelas. Aku melihat gerak bibir nya terlalu cepat, membuat aku tidak mengerti. Lama-kelamaan aku bisa stress dan depresi karena susah mengikuti pelajaran di kelas. Aku masih kangen suasana dengan sekolah lamaku. Rasanya ingin menangis. Bu Jirzanah (guru pendamping anak inklusi) selalu mendampingi aku untuk membantu aku mengikuti pelajaran di kelas karena aku sulit mengikuti pelajaran di kelas. Tapi Bu Jirzanah biasanya mendampingi aku di kelas setiap Jum’at dan Sabtu. Biasanya pulang sekolah, aku selalu les bersama bu Jirzanah agar aku bisa faham. Setelah pulang sekolah, aku selalu ditanya oleh orangtuaku “Bagaimana Nadia bisa mengikuti pelajaran di sekolah?”. Aku menjawab sesuainya.  Jika tidak bisa, aku akan menjelaskan alasanku. Pertama kali, aku saat mengikuti Ujian Tengah Semester (UTS), aku mendapati banyak kesulitan dalam mengerjakan soal karena soal-soal di SLB lebih mudah daripada di umum. Namun, aku tetap berusaha dalam mengerjakan soal di umum. Saat dalam mengerjakan soal, aku benar-benar tidak bisa mengerjakan soal itu, aku malah selalu bertanya-tanya kepada teman sekelasku yang paling depan dari aku, ia bernama Tri Retno Ayu Astuti yang akrab disapa Retno. Dia orangnya sangat baik lho kalau mau kasih tahu ke aku lewat menulis di kertas yang disobek saat dalam mengerjakan soal. Tetapi tidak ketahuan pengawas. Hehe.. Dalam teman-teman sekelasku yang salah satu anak yang terpintar di kelas, ia bernama Viska Driasta Ningrum yang akrab disapa Viska. Dia selalu rangking 1 dari 29 siswa.
            Di sekolah Menengah Pertama, aku adalah seorang anak perempuan yang pendiam, minder. Pada saat kenaikan kelas aku mulai dikit sedikit berusaha menjadi anak yang percaya diri dan menjadi anak perempuan yang banyak bicara walaupun tidak begitu banyak. Waktu itu, aku selalu berusaha untuk berjuang diriku sendiri.
Study Tour ke Bali (2014)

Mila (yg kiri), Efri (deket Mila), Dhela (yang kanan)

Atikah (yang kanan)





Kamis, 16 Maret 2017

Moment Ansamble

Pertama kali aku masuk anggota Ansamble pada tgl 27 Februari 2011. Yang masuk anggota ansamble, Anggi Toberty, Muhammad Saifi Riansia, Ryan Ardiansyah (yang marching ball), Muhammad Irfan Fathoni (yang tambur yang besar), Aulia Rosanti (yang tambur yang lumayan besar), Annisa Marta Alkasari (yang simbal), Agil Lensana, Bagus Rhinosa, Reyhan Rizka Arifta, Danu Firman Saputra, Noor Prananda, dan Tri Hananto Seno (yang drumband kecil), Bhatari Lintang Avika Putri dan Damar Banu Arli (yang rebana). Yang mengajari ansamble, ia bernama Bu Erni. Kami latihan terus sampai bisa. Lama-kelamaan kami udah terbiasa main ansamble. Kami juga sering pentas ansamble di mana-mana. Kami juga pernah pentas ansamble bareng SHEILA ON SEVEN waktu HUT sekolah kami pada tgl 27 Februari 2012. Namun, aku aktif dalam anggota ansamble pada tgl 27 Februari 2011 dan mengundurkan diri pada tgl 06 Agustus 2014 karena aku pindah ke sekolah lain dari sekolah yang lama. Padahal aku ingin sekali kembali lagi masuk anggota Ansamble. Bu Erni yang menggantikan Fajar dari aku untuk yang menjadi marching ball dalam anggota Ansamble. Bu Erni juga ingin kalau aku harus tetep menjadi marching ball dalam anggota Ansamble.







8H, 9H, LULUS.. SMP Negeri 2 Sewon

Temen-temen sekelasku waktu SMP yang tak akan pernah aku lupakan J
 

-Arga Lazuardian adalah anak skateboard, suka jail”in, bergaul
-Atikah Dwi Astuti adalah pendiam, minder, baik orangnya
-Budi Santoso adalah ganteng, suka cuek
-Deacep Vacum Mahuda adalah anak tuna grahita, pendiam, lambat menulis, sering diejek temen seluruh sekelas
-Dhelavira Sephia Maharani adalah temen yg cantik, anak model
-Efriana Novitasari baik, ramah, paling sering dicurhatin Dhela
-Erlin Widyaningrum adalah baik, suka selfie”
-Furqon Nahincat Hasibuan adalah tinggi badannya, suka usilin temen”
-Hana Lathifatun Nisa adalah suka cuek, paling dekat sama Erlin.
-Haris Rohmana adalah suka banyak makan, gendut
-Hesti Putri Susilowati adalah baik, bicaranya lembut, paling dekat Ika
-Ida Marwati adalah kemayu tapi baik, suka berdandan wajah, anak voly
-Ika Diah Fitriani adalah sahabatnya Ida, suka jajan”an
-Ilyas Ardhi Murzani adalah suka usilin sma temen”, playboy, pemales
-Khakima K. Latifa adalah baik, paling sering ngbrol sma Atikah
-Marta Cyntia Dhaneswara adalah baik tpi suka cuek, gampang emosi
-Muhammad Faishal Abbiyyu Shiddiq adalah anak ganteng, rajin sholat
-Muhammad Hafidz adalah suka godain cewek lain di sekolah, suka jailin, bergaul
-Muhammad Rui Costa Adi adalah pendiam, badannya agak kurus (maaf nggak punya foto Rui)
-Nurmila Indah Puspitasari adalah temen yg cantik, pacarnya Furqon, suka bandel
-Rani Devi Permatasari adalah anak mungil badannya tapi baik, serius belajar
-Rian Kurniawan adalah temen yg gendut, anak alim
-Taufik Ramadhan adalah mun gil, suka usilin sma temen”
-Tri Retno Ayu Astuti adalah cantik, baik, suka cuek, serius belajar
-Venta Sanjaya adalah pendiam, suka ngegambar
-Viska Driasta Ningrum adalah temen yg cantik, anak alim, pinter, serius belajar, bicaranya lembut, paling dekat Retno. (maaf nggak punya foto Viska)


Temen” yang lain kelas lain yang aku kenal :
1.    Kikki Arrifah Rismaningrum (9 E)
2.    Ria Zulfa N (9 A)
3.    Fatmia Haeny Larasati (9 C)
4.    Ristanti Dwi Utami (9 E)
5.    Trio Adhi Soebekti (9 B)
6.    Rifky Arif Cahyono (9 E)
7.    Cyril Tito Fazawan (9 E)
8.    Elshafa Ukhti Anisa (9 B)
9.    Arthalia Melati Soedarmo (9 C)
10. Riski Khusnah Utami (9 F)
11.  Didik Setiawan (9 G)
12.  Indah Fiby Lestari (9 G)
13.  Rahayu Nur Afifah (9 G)
14.  Fatimah Azzahra (9 G)
15.  Anisa Aulia Rupaningtyas (9 E)
16.  Mia Narulita Dewi (9F)
17.  Putri Cahya N (9 C)

18.  Dan banyak lagii..